BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, banyak program yang telah dilaksakan oleh
pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Namun,
program-program tersebut belum berjalan secara optimal. Hal ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan, terutama pada masyarakat desa, yang jarang
terpapar dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, saat ini pemerinah lebih
memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat desa terhadap kesehatan. Sehingga pemerintah membuat program-program
yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan menciptakan masyarakat desa
yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun program yang dijalankan
pemerintah untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat desa melalui
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Selain masalah itu banyak
sekali masalah mengenai kesehatan seperti tidak terlayaninya masyrakat miskin
karena tidak mendapatkan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas )
Oleh
karena itu, kelompok kami bersedia
membahas mengenai permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada di Desa Laut
Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah dalam laporan observasi ini adalah :
1. Kurangnya Kesadaran masyarakat Desa Laut Dendang terhadap kesehatan ?
2. Banyaknya masyarakat yang miskin
yang tidak mendapatkan pelayanan karena tidak mendapatkan Kartu Jamkesmas ?
C. Tujuan
1. Agar masyarakat desa Laut Dendang
sadar akan pentingnya kesehatan.
2. Agar masyarakat miskin mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Situasi
No
|
Sarana
Kesehatan
|
Jumlah
|
1
|
Posyandu
|
10
|
2
|
Puskesdes
|
1
|
3
|
Posyandu
Lansia
|
1
|
4
|
Praktek
Dokter
|
_
|
5
|
Klinik
Bersalin
|
3
|
6
|
Tenaga
Medis
|
12
|
7
|
Bidan
Praktek
|
6
|
8
|
Perawat
|
13
|
9
|
Dukun
Bayi Terlatih
|
2
|
10
|
Pengobatan
Alternatif
|
3
|
Dari
tabel di atas kita dapat mengetahui sarana-sarana kesehatan yang ada di Desa
Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.
Kebanyakan masalah kesehatan yang terjadi di Desa Laut Dendang yaitu : Hipertensi,
Asam Urat, Kolesterol dan Jantung. Hal ini terjadi karena kurang sadarnya
masyarakat sekitar akan kesehatan mereka, namun dari itu Kepala Desa Laut
Dendang yaitu Bapak Suwardi telah berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi masyarakatnya melalui pelayanan yang baik terhadap masyarakatnya. Selain
itu masalah lain juga terjadi seperti tidak merata Kartu Jamkesmas ( Jaminan
Kesehatan Masyarakat ) bagi masyarakat Laut Dendang namun Pemerintahan Desa
Laut Dendang telah mencari solusi dengan mengimformasikan kepada masyarakat
yang tidak memiliki Kartu Jamkesmas untuk membawa KTP dan Kartu Keluarga jika
ingin berobat. Rumah Sakit yang melayani tersebut adalah Rumah Sakit Adam
Malik, Rumah Sakit di Deli Serdang,
Rumah Sakit Lubuk Pakam, dll sehingga ada pepatah mengatakan
bahwasanya “ orang Deli Serdang itu
tidak boleh SAKIT “ , begitu besarnya keperdulian Pemerintahan Desa Laut
Dendang terhadap kesehatan masyarakatnya. Posyandu di Desa Laut Dendang juga
pelayanannya cukup baik karena rutin dilakukan setiap tanggal 7 s/d 15 pada
setiap bulannya bahkan ada yang satu hari dan dua hari, ini menunjukkan
bahwasanya pelayanan kesehatan di Desa Laut Dendang cukup baik. Mungkin tingkat
kesadaran masyarakat akan kesehatan yang menjadi masalah di Desa Laut Dendang.
Adapun
solusi menurut kami :
1. Aparat
Desa harus rutin mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini
melalui kegiatan lomba menbuat makanan
yang sehat ataupun dengan peyuluhan ke rumah- rumah masyarakat dengan
brosur, namun masakan tersebut sudah
mencukupi standar 4 sehat 5 sempurna.kriteria
2. Melakukan
pencegahan karena penegahan lebih baik dari pada mengobati yaitu melalui
sosialisasi makanan yang sehat dan mengandung unsure gizi yang cukup
3. Bekerjasama
dengan masyarakat yang ahli dalam kesehatan misal : masyarakat yang ahli dalam
pengobatan tradisional karena dapat membantu dan masyarakat juga dapat
berpartisipasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Desa Laut Dendang.
4. Adanya
bantuan dari pemerintah kabupaten berupa ahli medis maupun obat-obatn ataupun
kerjasama dengan pemerintah kabupaten sehingga dapat membuat pengobatan missal
di Desa Laut Dendang.
Pemerintah Desa Laut Dendang juga mendapatkan
penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Kementerian Kesehatan
pada tahun 2010 yaitu penghargaan atas
Program Kecamatan Sayang Ibu yang mana para tugas puskesdes dan posyandu di
undang ke Jakarta untuk diberikan penghargaan. Selain itu ada juga Prestasi
lainnya seperti :
1.
Juara 3 Kontes Posyandu Peduli TAT Tahun
2012 Tingkat Provinsi
2.
Juara 3 Kontes Posyandu Peduli TAT Tahun
2013 Tingkat Provinsi
3.
Juara 1 Kontes Posyandu Peduli TAT Tahun
2013 Tingkat Provinsi
Itu lah Prestasi dari Pemerintah Desa
Laut Dendang dalam mengatasi permasalah kesehatan masyarakatnya. Oleh karena
itu masyarakat dan pemerintah Desa Laut Dendang terus berupaya melayani
masyarakat dan mengawasi kesadaran masyarakatnya akan pentingnya kesehatan.
B. Prinsip-Prinsip
Pembangunan Masyarakat dalam bidang kesehatan.
Prinsip-prinsip pembangunan
masyarakat akan menjadi ranah bagi implementasi pembangunan masyarakat.
Korelasi dari prinsip-prinsip tersebut sangat diperlukan dalam upaya mewujudkan
keberhasilan pembangunan masyarakat dalam bidang kesehatan. Jim Ife (1995:178)
mengungkapkan 22 prinsip pembangunan masyarakat, yang dapat diuraikan dibawah
ini:
1.
Pembangunan terpadu dan seimbang
Pembangunan
masyarakat pada dasarnya harus mencakup pembangunan di bidang politik, ekonomi,
sosial, kultural, lingkungan dan personal atau spiritual.
2.
Konfrontasi terhadap ketimpangan struktural
Pembangunan
masyarakat harus mampu merubah adanya ketimpangan kelas maupun ketimpangan
gender dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat. Oleh karena
itu, pembangunan masyarakat perlu diupayakan.
3.
Menjunjung tinggi hak asasi manusia
Dalam
rangka menjamin hak asasi manusia, maka perlu adanya aturan atau regulasi yang
memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap hak asasi manusia. Hak-hak yang
perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah pemenuhan tiap standard kehidupan,
hak mendapatkan pendidikan, hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan kultural
komunitasnya, hak untuk berkembang secara mandiri dan hak untuk mendapatkan
perlindungan keluarga.
4.
Keberlanjutan
Dua
aspek penting dalam rangka mewujudkan keberlanjutan pembangunan adalah
pentingnya pembangunan tersebut memperhatikan dimensi keseimbangan ekologis dan
keadilan sosial. Dalam konteks keseimbangan ekologis, pembangunan masyarakat
ditujukan pada upaya meminimalkan ketergantungan terhadap sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui dan menggantikannya dengan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Di sisi lain, peminimalan terhadap polusi lingkungan dan
konservasi terhadap sumber-sumber daya alam menjadi issue utama dari pendekatan
ekologis ini. Sementara pada asas keadilan sosial, distribusi pendapatan yang
proporsional dari negara terhadap warga negaranya menjadi issue yang perlu
dikedepankan.
5.
Pemberdayaan
Konsep
pemberdayaan menjadi basis utama dalam pembangunan masyarakat.
Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber daya, kesempatan, pengetahuan
dan keterampilan mereka untuk meningkatkan kapasitas dalam menentukan masa
depan mereka. Konsep utama yang terkandung dalam pemberdayaan adalah bagaimana
memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk menentukan sendiri arah
kehidupan dalam komunitasnya.
6.
Pembangunan personal dan politik
Pembangunan
masyarakat pada hakekatnya perlu untuk menyeimbangkan hubungan antara personal
dan politik, individu dan struktur maupun personal privat dan publik.
Persoalan-persoalan dalam masyarakat seperti pengangguran, perdagangan bebas,
asuransi kesehatan, pembangunan industri perlu diakomodasi sebagai obyek dari
pembangunan masyarakat.
7. Pemilikan
komunitas
Pemilikan komunitas mencakup dua level, yaitu kepemilikan
pada sebuah benda material dan kepemilikan pada struktur serta proses. Benda
material mencakup tanah, bangunan dan beberapa hal lain yang dimiliki individu.
Perluasan pemilikan komunitas menjadi aspek penting dalam membangun komunitas,
dapat mendorong tumbuhnya rasa memiliki terhadap identitas komunitas, dapat
memberi akan alasan bagi seseorang untuk menjadi aktif terlibat dalam setiap
level komunitas dan dapat mendorong penggunaan sumber daya secara lebih
efisien. Pemilikan terhadap struktur dan proses merupakan aspek lain dari
pemilikan komunitas. Hal tersebut dibutuhkan untuk melakukan kontrol terhadap
sesuatu seperti penyampaian pelayanan kesehatan, pendidikan, pembuatan
keputusan tentang aktivitas lokal, perumahan, pembangunan lokal dan sebagainya.
Dalam konteks ini, desentralisasi menjadi hal yang essensial. Oleh karena itu,
pembangunan masyarakat haruslah difokuskan pada upaya untuk memberikan
stimulasi dan mendukung kontrol dan pemilikan komunitas melalui pengembangan
sumber daya, keterampilan dan kepercayaan diri serta tanggung jawab.
8.
Kemandirian
Kemandirian
memiliki makna bahwa komunitas seharusnya mendayagunakan sumber-sumber daya
yang ada dengan kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada pihak eksternal.
Kemandirian komunitas akan sangat bermanfaat dalam menghadapi ketidakpastian
dan krisis. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat seharusnya diupayakan untuk
penguatan kemandirian komunitas.
9.
Independen dari negara
Hal ini tidak berarti bahwa dukungan pemerintah tidak perlu
diterima. Dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk memulai proses
pembangunan masyarakat. Setelah tahap itu, maka inisiatif dan kreativitas dalam
melaksanakan pembangunan harus diserahkan kepada pemerintah.
10. Tujuan dekat (antara) dan visi
akhir jangka panjang
Dalam pembangunan masyarakat adalah sangat penting dan
essensial untuk menjaga keseimbangan antara tujuan dekat dan tujuan akhir
jangka panjang. Hal ini selaras dengan prinsip ekologis dan prinsip keadilan
sosial seperti yang telah diuraikan di muka. Dalam konteks ini, memiliki
makna bahwa meskipun dalam jangka pendek pembangunan harus diupayakan pada
terwujudnya keadilan sosial, namun dalam jangka panjang pembangunan mesti
memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan agar hasil pembangunan dapat terus
berkelanjutan
11. Pembangunan organis
Pembangunan organis pada dasarnya menjadi suatu konsep yang
berlawanan dengan pembangunan yang bersifat mekanistik. Oleh karena itu,
pembangunan komunitas tidak diperintahkan dengan teknik yang sifatnya sedehana,
akan tetapi melalui proses yang kompleks dan dinamis. Pembangunan organis
memiliki arti upaya untuk membangun melalui pemahaman hubungan yang sifatnya
kompleks antara komunitas dengan lingkungannya. Hal ini seperti pendekatan
kabutuhan secara holistik daripada perspektif linear.
12.
Tahapan pembangunan
Konsekuensi
logis dari konsep pembangunan organis adalah adanya suatu keharusan bahwa suatu
proses pembangunan harus melalui beberapa tahapan. Dengan demikian, pembangunan
masyarakat memerlukan proses waktu yang lama, sebab ia lebih mengutamakan
keaktifan dari partisipasi komunitas. Hal inilah yang seringkali membuat
frustasi para pelaksana/ pekerja, para birokrasi pembangunan terutama bagi
mereka yang ingin segera melihat hasilnya. Situasi demikian seringkali menjadi
alasan mengapa para birokrat untuk menentukan cara pendekatan dalam pembangunan
masyarakat harus membutuhkan waktu yang relatif lama.
13.
Bebas dari tekanan luar
Pembangunan
masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, ketika ada tekanan-tekanan dari
pihak eksternal. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat haruslah dibangun
secara murni oleh komunitas itu sendiri dengan memperhatikan sensivitas
terhadap budaya komunitas lokal, tradisi dan lingkungan. Perspektif pembangunan
masyarakat membutuhkan komunikasi yang bersifat horizontal (belajar dari sesama
komunitas, tidak dari tekanan luar), pertanggungjawaban terhadap komunitas dan
pengakuan adanya keberagaman.
14. Pembangunan komunitas
Semua pembangunan masyarakat seharusnya bertujuan untuk
membangun komunitas. Pembangunan komunitas meliputi semua interaksi sosial
dengan komunitas dan membantu mereka untuk mengkomunikasikan apa yang menjadi
jalan untuk menuju dialog yang murni, pemahaman dan aksi sosial. Pendek kata,
pembangunan komunitas memiliki makna membangun masyarakat secara bersama-sama.
Oleh karena itu, proses berkelompok, inklusivitas, membangun rasa saling
percaya diri, dan membangun semangat bersama untuk mencapai tujuan sangat
penting dalam membangun komunitas.
15.
Proses dan hasil
Penekanan
pada proses dan hasil menjadi issue utama dalam kerja komunitas. Pendekatan
pragmatis cenderung hanya akan melihat hasil, sehingga bagaimana upaya untuk
memperoleh hasil tersebut tidaklah begitu penting. Namun demikian, pandangan
ini kemudian ditentang oleh berbagai pihak, karena proses dan hasil pada
hakekatnya merupakan dua hal yang saling berkaitan. Proses pada dasarnya harus
merefleksikan hasil, demikian juga hasil juga merupakan refleksi dari proses.
Dalam konteks ini, moral dan etika dalam memperoleh hasil akan menjadi pusat
perhatian.
16.
Integritas proses
Integritas
dalam proses akan menjadi unsur penting dalam menentukan hasil dan tujuan.
Proses bimbingan sosial masyarakat mengandung dua unsur pokok yaitu perencanaan
dan pengintegrasian masyarakat yang dapat memperlancar penumbuhan kesadaran
akan loyalitas kepada masyarakat dimana perorangan, peningkatan perasaan
tanggungjawab terhadap kondisi serta kedudukan masyarakat, permunculan
sikap-sikap yang memungkinkan kerja sama dengan orang-orang yang mempunyai
perbedaan dalam berbagai seginya, dan pertumbuhan nilai-nilai yang sama didalam
masyarakat secara keseluruhan (Soetarso, 1994: 39).
17.
Anti kekerasan
Pada
konteks ini, pembangunan masyarakat menghendaki sebuah proses pendekatan yang
anti kekerasan. Oleh karena itu, pendekatan yang bersifat koersif ataupun
pendekatan atau penekanan terhadap sesama merupakan aspek-aspek yang mesti
dihindari dalam konteks pembangunan masyarakat.
18.
Inklusif
Aplikasi
prinsip inklusif dalam pembangunan masyarakat membutuhkan proses adanya
keterlibatan masyarakat untuk mengambil bagian dalam proses pelaksanaan
pembangunan. Proses pembangunan haruslah bersifat terbuka dan memanjang
aspirasi dari warga masyarakat.
19.
Konsesus
Prinsip
anti kekerasan dan pendekatan inklusif memerlukan proses pembangunan masyarakat
yang seharusnya dibangun atas dasar konsesus dan keputusan konsesus tersebut
seharusnya dibuat untuk dapat diaplikasikan. Pendekatan konsesus pada
hakekatnya didasarkan pada persetujuan dari masyarakat dan hal ini merupakan
konsekuensi dari prinsip anti kekerasan dan inklutif. Dengan prinsip ini,
diharapkan tidak ada menganalisa dan alienasi dalam kehidupan masyarakat.
20. Kooperasi
Perspektif ekologis dan pendekatan anti kekerasan
kedua-duanya menekankan pada kebutuhan struktur yang kooperatif daripada
struktur yang kompetitif. Banyak dari struktur, proses dan institusi masyarakat
modern dibangun atas dasar asumsi kompetisi yang baik, termasuk sistem
pendidikan, ekonomi, kesibukan, pekerjaan, seni, rekreasi dan pelayanan
kesehatan. Kooperasi mengasumsikan bahwa problem maupun masalah sosial yang
dihadapi tidak sekedar menjadi tanggungjawab dari komunitas itu sendiri,
melainkan juga harus diatasi bersama-sama dengan komunitas lain.
21.
Partisipasi
Pembangunan
masyarakat harus selalu melihat partisipasi masksimal, dengan tujuan setiap
orang dalam komunitas dapat secara aktif berperan dalam kegiatan masyarakat.
Prinsip partisipasi yakni bertujuan mendorong tumbuhnya perubahan sikap dan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kemajuan, meningkatkan kualitas
partisipatif masyarakat dari sekedar mendukung, menghadiri, menjadi
konstributor kegiatan dakwah dan menyegarkan dan meningkatkan efektifitas
fungsi dan peran pemimpin lokal. Dalam hubungan sosial masyarakat, faktor yang
esensi dari pengembangan masyarakat adalah penumbuhan demokrasi partisipatif
dari segenap masyarakat padahal untuk menumbuhkan demokrasi tersebut
mempersyaratkan adanya desentralisasi dan pemerataan kekuasaan, persatuan yang
dapat mendukung keanekaragaman intern di dalam masyarakat, partisipasi dalam
pertemuan dan diskusi untuk menghasilkan konsesus yang sebenarnya, serta hak
untuk menjadi salah satu bagian mempengaruhi arah kehidupan sosial di dalam
masyarakat.
Adapun strategi bimbingan sosial
masyarakat berdasarkan atas prinsip pemberdayaan agar proses pengembangan
masyarakat lebih efektif, langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1)
Mengindentifikasi, menamai masalah dan isu-isu.
2)
Menganalisis masalah dan mengidentifikasi pelaku (analisis masalah)
3)
Mengidentifikasi tujuan umum dan khusus.
4)
Menyiapkan rencana tindakan yang secara rinci berisi taktik, program, tugas dan
proses mencapai tindakan.
5)
Melaksanakan rencana tindakan.
6)
Mengevaluasi seluruh proses dan rencana tindakan dalam rangka membandingkan
hasil yang ditetapkan dan hasil yang nyata.
7)
Melaksanakan evaluasi dan pengendalian (Kenny, 1994 : 13-115).
22. Pembatasan (perumusan) kebutuhan (defining need). Pertama, pengembangan masyarakat harus
mampu menemukan kesepakatan diantara berbagai variasi kebutuhan masyarakat
Dalam hal pembangunan
masyarakat, baik di kota maupun desa haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu untuk menunjang keberhasilannya. Salah satu prinsip tersebut adalah prinsip pembangunan
masyarakat dalam bidang kesehatan Prof.
H. D. Sujana dalam bukunya Pendidikan Nonformal.
Pembangunan Masyarakat diselenggarakan atas dasar
prinsip-prinsip: keterpaduan, berkelanjutan, keserasian, kemampuan sendiri, dan
kaderisasi. Prinsip keterpaduan mengandung arti bahwa
program atau kegiatan pembangunan masyarakat disusun oleh, bersama, dalam dan
untuk masyarakat atas dasar kebutuhan dan berbagai sumber yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan bersama dalam berbagai aspek kehidupan. Perencanaan program
dapat ditempuh dengan menggabungkan perencanaan dari masyarakat (bottom-up
planning) dengan perencanaan dari atas yaitu pemerintah (top-down
planning) sehingga program pembangunan masyarakat dapat berintegrasi
dengan program pembangunan nasional dan daerah. Pelaksanaan dan evaluasi
program dilakukan oleh masyarakat dengan memperoleh bantuan dari pihak lain
baik pemerintah, para ahli maupun lembaga-lembaga terkait.
Prinsip berkelanjutan memberi arah bahwa pembangunan masyarakat tidak dilakukan
sekaligus melainkan diselenggarakan secara bertahap, terus-menerus menuju kea
rah yang lebih baik. Program yang telah berhasil merupakan titik awal untuk
program berikutnya sedangkan suatu program yang perlu diperbaiki dan
dikembangkan menuntut adanya kegiatan berkelanjutan.
Prinsip kemampuan sendiri menegaskan bahwa program
pembangunan masyarakat disusun dan dilaksanakan dari kemampuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Keikutsertaan pihak luar adalah untuk memberi
dorongan dan bantuan sehingga masyarakat dapat mendayagunakan sumber-sumber
yang mereka miliki secara efisien dan efektif.
Prinsip kaderisasi bahwa
pengelola dan kelanjutan program pembagunan masyarakat hanya akan terlaksana
dengan baik dan berkelanjutan apabila dalam masyarakat tersebut telah disiapkan
kader-kader yang berasal dari masyarakat yang memiliki sikap, pengetahuan,
keterampilan dan aspirasi membnagun untuk memenuhi kepentingan bersama dan
untuk mempersiapkan masa depan masyarakat yang lebih baik.
Dengan berbekal empat kriteria
diatas tadi, maka lengkap sudah prinsip pembangunan masyarakat. Hal lain yang
perlu diperhatikan sekarang adalah bagaimana kualitas Sumber Daya Manusianya.
Bilamana lengkap sudah, maka insyaallah pembangunan masyarakat akan berjalan
baik dan berubah ke arah yang lebih baik.
Prinsip-prinsip
di atas memperjelas makna bahwa program-program pendidikan nonformal berbasis
masyarakat harus dapat mendorong dan menumbuhkan semangat pengembangan
masyarakat, termasuk keterampilan apa yang harus dijadikan substansi
pembelajaran dalam pendidikan nonformal. Oleh karena itu, upaya untuk
menjadikan pendidikan nonformal sebagai bagian dari kegiatan masyarakat
memerlukan upaya-upaya yang serius agar hasil dari pendidikan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas hidup mereka.
Dalam hal ini
perlu disadari bahwa pengembangan masyarakat itu akan lancar apabila di
masyarakat itu telah berkembang motivasi untuk membangun serta telah tumbuh
kesadaran dan semangat mengembangkan diri ditambah kemampuan serta ketrampilan
tertentu yang dapat menopangnya, dan melalui kegiatan pendidikan, khususnya
pendidikan nonformal diharapkan dapat tumbuh suatu semangat yang tinggi untuk
membangun masyarakat desanya sendiri sabagai suatu kontribusi bagi pembangunan
bangsa pada umumnya. Prinsip-Prinsip pengembangan masyarakat adalah landasan
dasar yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial masyarakat, dan ini harus
terinternalisasi dalam diri pekerja sosial masyarakat.
C. Nilai sosial dalam pembangunan masyarakat dan
peran PLS dalam pembangunan masyarakat
1.
Nilai sosial dalam pembangunan masyarakat
Menurut Kattsoff dalam Sumargono mengungkapkan bahwa hakikat
nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara: pertama, nilai sepenuhnya
berhakikat subjektif, bergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu
sendiri. Kedua nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology,
namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan
esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai
merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan. Sedangkan menurut
Sadulloh mengemukakan tetang hakikat nilai berdasarkan teori-teori sebagai
berikut: menurut teori voluntarisme, nilai adalah suatu pemuasan
terhadap keinginan atau kemauan. Menurut kaum hedonisme, hakikat nilai
adalah “pleasure” atau kesenangan, sedangkan menurut formalisme,
nilai adalah sesuatu yang dihubungkan pada akal rasional dan menurut pragmatisme,
nilai itu baik apabila memenuhi kebutuhan dan nilai instrumental yaitu sebagai
alat untuk mencapai tujuan (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010: 6)
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa hakikat dan makna nilai adalah sesuatu hal sesuatu hal yang dihubungkan
dengan akal rasional, logis dan bergantung pada pengalaman manusia pemberi
nilai itu sendiri.
Klasifikasi Nilai
Dalam teori nilai yang digagags Spranger dalam allport
(1964) menjelaskan terdapat enam orientasi nilai yang sering dijadkan rujukan
oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam pemunculannya, enam nilai tersebut
cenderungmenampilkan sosok yang khas terhadap pribadi seseorang. Keenam nilai
tesebut adalah sebagai berikut (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010:
7) :
1. Nilai teori
2. Nilai Ekonomis.
3. Nilai Estetika.
4. Nilai Sosial.
5. Nilai Politik
6. Nilai Agama
Spranger melihat bahwa pada sisi nilai inilah kesatuan
filsafat hidup dapat dicapai. Diantara kelompok manusia yang memiliki orientasi
kuat terhadap nilai ini adalah para nabi, imam, atau orang-orang saleh.
Dari beberapa klasifikasi nilai diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemaknaan terhadap nilai itu sendiri tergantung pada
perspektif masing-masing orang yang membuatnya dan menjalaninya. Tetapi
diantara keenam klasifikasi nilai diatas, nilai yang paling tertinggi adalah
nilai agama.
2. Peran Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan
luar sekolah sebagai sub sistem dalam sistem pendidikan nasional Indonesia
harus memainkan peran ganda baik mendidik maupun mengajar dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk dapat berperan dengan baik sebagai
pengajar dan pendidik diperlukan kesiapan sikap mental dan pengetahuan
yang luas di bidang kemasyarakatan. Pada kenyataanya pendidikan luar sekolah
tidak hanya melakukan aspek pengajaran. Namun, lebih dari itu yaitu dapat
dicapai jika pemerintah memiliki perhatian yang sama, baik pada pendidikan
sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Kurangnya perhatian pada pendidikan
luar sekolah terjadi karena beberapa hal, antara lain karena orang-orang yang
merancang strategi pendidikan kurang melihat kenyataan di lapangan bagaimana
masalah putus sekolah terjadi. Putus sekolah terjadi bukan hanya karena faktor
ekonomi tetapi juga dihadapkan oleh kenyataan bahwa setelah selesai sekolah
banyak siswa yang menjadi pengangguran. Faktor lemahnya ekonomi keluarga
memilih peran yang kuat yang menyebabkan orang tua memilih menyuruh anak untuk
mencari nafkah daripada sekolah. Sekolah ternyata tidak menyiapkan anak untuk
menghadapi dan mengatasi kesulitan hidup di masyarakat. Hal ini dapat
ditanggulangi melalui pendidikan luar sekolah.
Peran
pendidikan luar sekolah di dalam sistem pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan kemauan dari para penentu untuk
memberi perhatian kepada mereka yang tidak beruntung pendidikannya. Pendidikan
luar sekolah membelajarkan mereka yang tidak dibelajarkan oleh sistem
persekolahan. Karena itulah pendidikan luar sekolah bukan diciptakan untuk
menyaingi tetapi untuk mendukung sistem persekolahan. Pendidikan luar sekolah
membuka berbagai jenis dan pola pendidikan dan pengajaran bagi siapapun yamg
tidak mendapatkan kesempatan pada jalur pendidikan sekolah, serta bagi mereka
yang sudah ikut program persekolahan tetapi masih memerlukan tambahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tidak diperoleh pada jalur sekolah.
3. Upaya-Upaya
Pendidikan Luar Sekolah dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa bukan mencerdaskan
bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa membawa konsekuensi dan tuntutan yang
sangat luas bagi para perencana, pengelola pendidikan dan pengajaran, karena
kata-kata “kehidupan” membawa makna cakupan seluruh aspek kehidupan, tidak
hanya cerdas dalam ilmu tertentu tetapi juga cerdas dalam menerapkan dan
memanfaatkanya dalam kehidupan dan lingkungan sehingga dapat membawa perbaikan
dalam kehidupan pribadi dan bangsa secara keseluruhan. Pendidikan luar sekolah
sebagai salah satu jalur pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, seharusnya
mencari strategi yang menjamin pendidikan dan pengajaran berjalan seimbang agar
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki intelektual, moral dan
emosional yang seimbang.
Pendidikan
luar sekolah merupakan suatu instrument untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa
yang cerdas. Salah satu upaya untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan
yang maju adalah dengan menciptakan budaya baca di masyarakat. Disamping upaya
tersebut, pendidikan luar sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
membuat beberapa program-program pendidikan yang meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, serta pendidikan lain yang ditunjukan untuk mengembangkan dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan
luar sekolah yang berkiprah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa telah
memperkenalkan visi dan misi yang jelas. Dalam mengembangkan visi dan misi,
pendidikan luar sekolah tentu harus menggali dari kerangka dasar pendidikan
nasional secara menyeluruh. Visi yang ingin dijadikan acuan adalah terwujudnya
masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar.
Visi tersebut dijabarkan menjadi misi yaitu melaksanakan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan perempuan.
Dengan demikian visi dan misi pendidikan luar sekolah merupakan suatu kesatuan
yang utuh dan saling terkait dalam rangka mencapai tujuan utama pendidikan
nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip di atas memperjelas makna bahwa
program-program pendidikan nonformal berbasis masyarakat harus dapat mendorong
dan menumbuhkan semangat pengembangan masyarakat, termasuk keterampilan apa
yang harus dijadikan substansi pembelajaran dalam pendidikan nonformal. Oleh
karena itu, upaya untuk menjadikan pendidikan nonformal sebagai bagian dari
kegiatan masyarakat memerlukan upaya-upaya yang serius agar hasil dari pendidikan
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas hidup
mereka.
Dalam hal ini
perlu disadari bahwa pengembangan masyarakat itu akan lancar apabila di
masyarakat itu telah berkembang motivasi untuk membangun serta telah tumbuh kesadaran
dan semangat mengembangkan diri ditambah kemampuan serta ketrampilan tertentu
yang dapat menopangnya, dan melalui kegiatan pendidikan, khususnya pendidikan
nonformal diharapkan dapat tumbuh suatu semangat yang tinggi untuk membangun
masyarakat desanya sendiri sabagai suatu kontribusi bagi pembangunan bangsa
pada umumnya. Prinsip-Prinsip pengembangan masyarakat adalah landasan dasar
yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial masyarakat, dan ini harus
terinternalisasi dalam diri pekerja sosial masyarakat
B.
Saran
Kami mengharapakan saran dan kritik
dari pendapat yang lain sehingga ke depannya laporan observasi ini bias lebih
baik lagi dan memberikan manafaat buat kami dan orang lain khususnya mahasiswa
PLS.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudjana, Djuju. 2004. Pendidikan
Nonformal. Bandung: Falah Production
Ife, Jim. 1996. Community Development: Creating Community
Alternatives Vision. Analisysis and Practice. Melbourne. Longman.
Kenny, S. 1994. Developing
Communities For The Future Development The Australia. Australia : Nelson
Australia Prelimited, Canbera.
http://eriorizqi.blogspot.com/2012/09/ruang-lingkup-dan-prinsip-prinsip.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar