BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan
merupakan hal yang sangat bernilai harganya, tidak bisa dibayar oleh apapun
terutama kesehatan lingkungan yang kita tahu sangat mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di luar dari diri seseorang. Menurut WHO, kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara manusia dengan
lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia
Menurut
UU RI No.36 tahun 2009, pasal 162, tentang kesehatan : “Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik secar
fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”. Kesehatan lingkungan mencakup tentang
air bersih dan air minum, saluran air limbah, sampah, jambam (WC). Kesehatan lingkungan sangat penting di
terapkan di masyarakat karena lingkungan itu sangat mempengaruhi alam yang ada
disekitar kita. Contoh : banjir, tanah longsor, timbulnya berbagai penyakit itu
merupakan salah satu akibat dari tidak pedulinya masyarakat terhadap lingkunga.
Oleh karena itu kita harus menjaga lingkungan kita sehingga kita bisa hidup
bersih dan sehat. Kesehatan lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama,
jadi diperlukan kerjasama dan partisipasi smasyarakat serta solusi yang efektif
dan efesien.
B.
Tujuan
1.
Untuk
memberikan informasi kesehatan lingkungan kepada masyarakat Desa Perlis
2.
Agar
masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan lingkungan
3.
Agar
masyarakat mau menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
C.
Manfaat
1.
Dapat
membantu masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan lingkungan
2.
Dapat
menemukan solusi dari permasalahn lingkungan yang ada di masyarakat Desa Perlis
3.
Dapat
mengenal dan berinteraksi dengan masyarakat Desa Perlis sehingga mampu
memberikan motivasi akan permasalahan lingkungan.
4.
Dapat
membantu pejabat desa dalam menanggulangi permasalahan lingkungan
5.
Dapat
mengurangi permasalahan lingkungan seperti masalah sampah.
BAB
II
PERMASALAHAN
DAN SOLUSI
A. Permasalahan
Masyarakat
Desa Perlis berada di pesisir karena desa ini dikelilingi oleh sungai Babalan.
Desa Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera
Utara. Mayoritas masyarakat Desa Perlis
adalah Nelayan, selain itu air pasang sering terjadi khususnya di daerah tepi
sungai, oleh sebab itu maka ketika air pasang laut naik maka sampah-sampah pun
ikut terseret juga sehingga dapat mengganggu lingkungan yang ada di Desa
Perlis, selain sampah banyak sekali kotoran
( feses ) manusia pun juga
terseret ke daratan sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan
berbagai penyakit. Sampah-sampah yang banyak di sungai merupakan ulah dari
masyarakat yang tidak sadar akan kebersihan dan kesehatan lingkungannya.
Selain
masalah sampah di sungai, masalah sampah juga terjadi di daerah daratannya ini
disebabkan oleh kurangnya kepedulian masyarakat akan kesehatan lingkungannya,
bahkan sampah yang ditimbulkan akibat dari hasil komsumsi masyarakat seperti :
sampah plastik somai, sampah jajanan ringan mapun sampah pohon yang tidak
dibersihkan dan juga sampah sayuran atau rumah tangga. Saluran limbah juga
kurang bersih karena masih banyak sampah yang menumpuk di dalam selokan
tersebut dan kurangnya tempat sampah di masyarakat Desa Perlis.
Akibat
yang ditimbulkan dari permasalagan tersebut ialah lingkungan sungai menjadi
kotor, dapat mencemari air sungai, dapat menyebabkan biota yang ada di sungai
seperti : ikan, kerang, kepiting, udang dan lain sebagainya dapat terancam
musnah, oleh karena itu harus ada solusi dari permasalahan tersebut.
Sasaran
: masyarakat yaitu ibu rumah tangga berjumlah
14 orang, Remaja 12 orang dan Anak- anak berjumlah 44 orang. Kenapa
sasarannya semua lapisan masyarakat ? karena tujuannya agar semua masyarakat
dapat perduli tentang permasalahan sampah yang ada di lingkungan sungai maupun
daratan sehingga dapat bersih dan sehat.
Dampak Yang Ditimbulkan Sampah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah
yang berlebihan dapat mengundang lalat, pertumbuhan organisme-organisme yang
membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang
ditimbulkan cukup banyak. Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, antara lain :
1.
Diare,
kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat mencemari air tanah yang biasa di minum
masyarakat. Penyakit DBD (Demam Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah dengan pengelolaan sampahnya yang tidak memadai.
2.
Selama
ini ada anggapan bahwa sampah menimbulkan pemanasan global. Berdasarkan
penelitian anggapan tersebut tidak 100%
benar. Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi dalam mempercepat
pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat
merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg
gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali
lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan berada di atmosfer selama sekitar
7-10 tahundan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,30C per tahun.
3.
Sampah
dapat menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang sembarangan, salah satunya yang
dibuang kesungai atau aliran air lainnya. Lama kelamaan akan menumpuk dan
menyumbat aliran air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akan
meluap menyebabkan banjir.
4. Selain
pernyataan diatas, sampah juga dapat merusak pemandangan.
B.
Solusi
Pejabat desa khususnya
Kepala Desa Perlis harus berupaya mencari solusi dengan membuat Bank Sampah,
karena dengan cara itu masyarakat dapat membuang sampah pada tempatnya
dikarenakan sudah tersedianya tempat sampah. Bank sampah tersebut terdiri dari
sampah organis seperti : sayuran, daun-daunan, buah-buahan, dll. Sampah
anorganik yaitu kaleng, plastik, logam, sedangkan sampah berbahan kimia seperti
jarum suntik, alcohol, obat-obatan yang tidak terpakai (kadaluarsa ). Selain
itu pejabat desa seluruhnya harus terjun kelapangan melihat kondisi yang terjadi
serta mengadakan gotong royong setiap hari jum’at sehingga dapat meminimalisir
volume sampah yang ada. Bank Sampah juga
diletakkan di setiap dusun yang ada di Desa Perlis dan juga di letakkan di
tempat keramaian seperti : rumah sekolah, warung, lapangan olahraga, mesjid, di
pesisir sungai sehingga dapat mengurangi volume sampah yang ada. Selain itu
masyarakat juga ikut mengambil peran dengan berpartisipasi dalam hal mengurangi
dan mensukseskan gotong royong yang dilaksanakan pada hari jum’atnya. Pejabat
Desa Perlis harus bisa memanfaatkan potensi masyarakat yang ada karena
sampah-sampah yang ada bias di manfaatkan menjadi kerajinan contoh : sampah
minuman kemasan bisa dijadikan hiasan bunga serta sampah sayuran yang berasal
dari rumah tangga bisa dimafaatkan menjadi pupuk kompos sehingga dapat
menghasilkan uang dan dapat memberdayakan masyarakat Desa Perlis.
Pengolahan Sampah
Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau di daur ulang
dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata masih dapat diolah
kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa
seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap
kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan.
Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses
tertentu, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
Ada dua proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembuangan secara sehat). Pada proses open dumping, sampah ditimbun secara
bergantian dengan tanah sebagai lapisan penutupnya.
a.
Alternatif Mengolah Sampah
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat
di daur ulang secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya
ke sistem pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur
dapat merusak dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa
dimanfaatkan dari sampah-sampah tersebut.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan
dalam pengolahan sampah. Prinsip ini sering dikenal dengan 4R, yaitu :
·
Reduse
(mengurangi), sebisa mungkin kita meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan barang atau material, semakin
banyak sampah yang kita hasilkan
·
Reuse (menggunakan
kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang masih bisa dipakai
kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang
menjadi sampah.
·
Recycle (mendaur
ulang), sebisa mungkin, barang-barang yang tidak berguna di daur ulang kembali.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri informal
dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
·
Replace (mengganti),
teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan hanya barang-barang
yang lebih ramah lingkungan.
Dalam mengelola usaha daur ulang, kita bisa hanya melakukan
satu dari kegiatan-kegiatan berikut ini : pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuangan produk/material bekas pakai, atau jika usaha
daur ulang berkembang dengan pesat, kita bisa melakukan semua kegiatan tersebut
secara bersamaan.
D.
Peran Masyarakat Dalam Mengelola
Sampah
Peran serta masyarakat dalam mengolah sampah sampah sangat
diperlukan untuk mengurangi jumlah dan volume sampah.
a.
Kriteria Peningkatan Peran
Masyarakat
Kriteria yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan,
mengembangkan, dan membina peran serta masyarakat adalah sebagai berikut :
·
Untuk
menumbuhkan, mengembangkan, dan membina peran serta masyarakat secara terarah
diperlukan program yang dilaksanakan secara intensif dan berorientasi kepada
penyebar luasan pengetahuan, penanaman kesadaran, peneguhan sikap dan
pembentukan perilaku.
·
Produk
perancanaan program diharapkan dapat membentuk perilaku sebagai berikut :
Ø Masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan
ingkungan
Ø Masyarakat turut serta secara aktif dalam mewujudkan
kebersihan lingkungan.
Ø Masyarakat bersedia mengikuti prosedur/tata cara
pemeliharaan kebersihan.
Ø Masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah.
Ø Masyarakat turut aktif menularkan kebiasaan hidup bersih
pada anggota masyarakat lainnya.
Ø Masyarakat aktif memberi masukan (saran-saran) yang
membangun.
b.
Strategi peningkatan peran serta
masyarakat
Pengembangan peran serta masyarakat dibidang kebersihan
diterapkan dengan pendekatan secara edukatif menggunakan strategi 2 tahap,
yaitu :
·
Pengembangan
petugas. Kunci dari pengembangan petugas ialah keterbukaan, dan pengembangan
komunikasi timbal balik (unsur petugas sendiri, atar petugas dan atau
masyarakat dan atau anggota masyarakat).
·
Pengembangan
masyarakat. Kunci dari pengembangan masyarakat ialah pengembangan kesamaan
persepsi, antara masyarakat dan petugas. Suatu komunikasi dikatakan berhasil bila
menimbulkan umpan balik dan pesan yang diberikan.
Isi adalah informasi, penjelasan dan penyuluhan. Sedangkan
umpan balik berupa ketentuan masyarakat untuk memenuhi kewajiban (membayar
retribus, memelihara kebersihan lingkungan dan dukungan moril kepada petugas
kebersihan).
Berikut ini penjabaran strategi peningatan peran serta
masyarakat :
·
Menyampaikan
informasi, atau meneruskan informasi melalui media masa.
·
Membujuk
dan menghukum, bertujuan untuk mempengaruhi (kepercayaan, nilai, cara
bertindak) pihak yang diajak berkomunikasi. Bila bujukan belum berhasil,
dilakukan hukuman yang merupakan senjata terakhir untuk memaksa masyarakat
mengubah sikap.
·
Mengadakan
dialog.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesehatan lingkungan
itu akan terwujud jika pemimpin atau pejabat desa dan masyarakat saling
bekerjsama dan berperan dalam mengurangi permasalahan lingkungan. Karena apa
yang dilakukan masyarakat bersama pejabat desa merupakan dari dan untuk
masyarakat itu juga agar segala aktivitas serta kesehatan lingkungan bias
terjaga bahkan masyarakat bias berdaya dengan diberikan pengetahuan dan
keterampilan mengolah sampah menjadi barang yang bersifat ekonomis sehingga
dapat meningkatkan taraf hidp masyarakat. Permasalahan sampah bias diselesaikan
dengan membuat Bank Sampah kemudian diletakkan disetiap dusun dan di tempat
keramain seperti : rumah sekolah, lapangan olahrga, warung, mesjid, pesisir
sungai sehingga dapat meminimalisir volume sampah yang ada.
B.
Saran
Pejabat Desa harus
memberikan kontribusi yang tepat dalam masalah lingkungan. Jangan tidak perduli
akan masalah lingkungan yang ada dimasyarakat akan tetapi dapat mencari solusi
dari permasalahan tersebut sehingga terjalin kerjasama yang baik antara pejabat
desa denga masyarakat demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Yulia, Astri. 2011. Modul
Penyuluhan Dasar Kesehatan Lingkungan. Bukit Sileh : Puskesmas Bukit Sileh.
Tidak dipublikasikan ( kalangan sendiri
)
http://cheyaliyya-environmentepidemiology.blogspot.com/2012/05/modul-penyuluhan-dasar-kesehatan.html.
Diakses : jum’at 6 Desember 2013. Pukul : 11.25
http://Green.Kompasiana.com/polusi/2012/10/06/sampah-dan-dampaknya-pada-kehidupan-kita-499498.html.
Diakses : kamis 19 Desember 2013. Pukul
: 20.47
http://Vininazihah.blogspot.com/2012/03/penyebab-orang-membuang-sampah.html.
Diakses : kamis 19 Desember
2013. Pukul : 20.48
http://Uleguleg.wordpress.com/2010/08/21/mengolah-sampah-jadi-uang/.
Diakses : kamis 19
Desember 2013. Pukul : 20.48
http://Juju
bandung.com/2012/06/02/peran-serta-masyarakat-dalam-pengelolaan-sampah/.
Diakses : kamis 19 Desember 2013. Pukul : 20.49
DOKUMENTASI



|











![]() |

















Tidak ada komentar:
Posting Komentar